Pages

Thursday 20 October 2011

Rumaisha binti Milhan

Rumaisha
Siapa yang belum kenal dengan nama yang satu ini?#hayoo...unjuk tangan....loh, masih ada yang belum kenal?yo wes, sini ta’ kasi’ kenal....karena katanya “ Tak Kenal Maka Ta’aruf” hehehe....
Insya Allah, pada kesempatan kali ini saya ingin mencoba menulis tentang tokoh shahabiyah yang satu ini.

Mengapa saya ingin menulis tentang shahabiyah yang ini?mengapa bukan kisah tentang para Ummul Mukminin; Khadijah, Aisyah, ataukah tokoh sahabiyah yang lainnya?kenapa eh kenapa?jawabannya singkat saja karena sejak dulu saya memang  ingin menulis tentangnya, hehe....tapi beneran kok, sudah lama saya ingin menulis tentang profil sahabiyah yang satu ini karena merupakan salah satu diantara tokoh shahabiyah terfavorit saya. Nah kebetulannya adalah karena tepat tanggal 12 September kemarin ustazah saya telah melahirkan mujahidahnya yang kelima dan dia memberi nama “Rumaisha Fithyah Shiddiqah” nama yang cantikkan??secantik wajahnya loh #hidungnya mancung plus kedua pipinya dihiasi lesung pipi, gemes saya melihatnya ...dan InsyaAllah secantik akhlaknya kelak, aamiiin....jadi anak yang sholelah yah dek ^_^ #momen yang mengingatkan sayakembali  pada niat awal untuk menulis tentangnya...

Dulu, awal-awal saya belajar tentang kisah tokoh-tokoh sahabat dan shabiyah Rasulullah, nama ini tidak pernah saya temukan dalam deretan tokoh-tokoh tersebut. Yang ada itu, istri-istri Rasulullah, putri-putri Rasulullah,  putri-putri sahabat Rasulullah semisal Asma binti Abu Bakar,  ada juga Ummu Sulaim, Sumayyah, Ummu Kultsum dan beberapa shahabiah-shahabiah lainnya. Dan nama ini (baca: Rumaisha) sekali lagi tidak pernah saya temukan.

Nah, sebelum mengenal tokoh yang satu ini, kisah shahabiah yang paling saya sukai itu adalah kisahnya Ummu Sulaim. Berikut sepenggal kisahnya yang diriwayatkan oleh Al Imam An Nasa’i. Ia mengisahkannya melalui lisan putra tercinta Ummu Sulaim, Anas ibn Malik, bahwa ia berkata: "Abu Thalhah telah melamar Ummu Sulaim. Maka Ummu Sulaim berkata, “Demi Allah, tiada mungkin seorang seperti dirimu wahai abu Thalhah, akan ditolak lamarannya. Tetapi engkau adalah laki-laki kafir, sedang aku seorang wanita muslimah. Tiada halal bagiku untuk menikah denganmu. Tetapi  jika engkau masuk Islam, maka itulah maharku, dan aku tidak akan meminta kepadamu yang selain itu. Maka Abu Thalhah masuk Islam, dan itulah mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim..."*)

Bagaimana, menarik kan?dalam kisah ini kita bisa mengetahui sifat shahabiyah yang satu ini. Saya selalu bilang kalau beliau itu sosok wanita yang memiliki akidah yang kokoh, cerdas, bijaksana, dan tegas. Lihat saja, bagaimana dengan tegas Ia menolak pinangan seorang laki-laki yang pada masa itu adalah seorang laki-laki tampan,kaya raya, dan terhormat diantara kaumnya. Mungkin kalau wanita lain yang memiliki iman dan akidah yang lemah, tentu saja dia sudah menerima pinangan ini sekalipun ia masih dalam keadaan musyrik, tapi tidak bagi seorang Ummu Sulaim.

Tidak hanya itu, ia pun berani “menukar” maharnya (perhiasan emas) dengan keislaman dari laki-laki tersebut. Itulah mengapa  Ummu Sulaim dikenal dengan "Wanita yang paling mulia maharnya" dan diriwayat lain ada juga yang mengatakan bahwa Ummu Sulaim adalah "Wanita yang paling mahal maharnya" . Dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa wanita ini merupakan wanita yang memiliki akidah yang kokoh, wanita yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dibandingkan dengan harta dan kenikmatan dunia. Subhanallah, semoga Allah senantiasa merahmatinya....

Tidak sampai disitu kekaguman saya pada sahabiyah favorit saya yang satu ini. Saya masih terkesima dengan kisah keteladanannya yang lain. Cuma pada kesempatan ini saya belum bisa menuliskannya karena sepertinya sudah kepanjangan, InsyaAllah dipostingan berikutnya. Namun, saya ingin menggambarkannya lagi bahwa pada kisah tersebut, kita bisa melihat bahwa sungguh beliau wanita yang sangat bijaksana dan seorang wanita cerdas yang mampu mengajarkan dien ini kepada suaminya yang pada saat itu baru mengenal Islam.

Yah, itulah sepenggal kisah yang bisa saya ceritakan tentang sosok Ummu Sulaim. Selain kisahnya yang di atas, ummu sulaim juga dikenal sebagai sosok sahabiyah yang beberapa kali terjun langsung dalam medan pertempuran besar bersama Rasulullah SAW. Seperti pada perang Badar, Uhud, dan Hunain. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya atas beliau.

Hei,tunggu dulu, sepertinya saya terlalu banyak bercerita tentang Ummu Sulaim yah, jadi bagaimana dengan kisahnya Rumaisha?? Masih ada yang bertanya-tanya tentang kisahnya atau sudah lupa saking semangatnya membaca kisah Ummu Sulaim, hehehe...Nah kali ini, saya baru mau berkisah tentang Rumaisha #nah loh, bakalan sampai esok hari nih membaca postingan saya kali ini ^_^

Ok, let’s cekidooot ^_=

Rumaisha binti Milhan merupakan salah satu sahabiyah Rasulullah juga. Dalam riwayat yang lain ada juga yang menyebutkan namanya Al Ghumaidha binti Milhan, namun yang lebih sering saya temukan adalah Rumaisha. Rumaisha ini biasa juga dikenal dengan nama Ummu Sulaim #ngekngok,tepok jidat...
Ternyata Ummu Sulaim itu nama lengkapnya Rumaisha binti Milhan...wuiih, tambah kesemsem saya sama sahabiyah yang satu ini. Pantas saja saya tak pernah menemukan namanya karena Rumaisha ini memang lebih terkenal dengan Ummu Sulaim. Saya sangat menyukai namanya, gak pasaran, hehehe...makanya sejak pertama kali mengenal nama ini saya sudah niatkan kalo’ saya punya putri (kelak) saya akan memberinya nama Rumaisha #khusyuk mengaminkan....tapi ternyata, saya sudah keduluan ustazahku, hihiihi...tapi gak papa nyontek kan ummi ^_=

Jadi, karena Rumaisha itu sama dengan Ummu Sulaim, maka saya tak perlu berpanjang kali lebar #sama dengan luas... untuk bercerita lagi kan?karena pastinya ceritanya akan sama saja :D

Selain namanya, kisah-kisahnya yang bisa menjadi teladan sangat menarik buat saya. Meskipun saya baru mengisahkan tentang kisahnya sewaktu beliau dipinang oleh Abu Thalhah, yang notabene merupakan seorang laki-laki yang terpandang, kaya, dermawan lagi bersifat kesatria tetapi Ia menolaknya. Disitu sudah tampak jelas sifat pribadinya bahwa beliau merupakan seorang wanita yang dihiasi dengan kecerdasan berpikir dan kefasihan serta berakhlak mulia. Selain itu, beliau dihiasi pula dengan kebijaksanaan serta pemikiran yang lurus, sehingga nantinya cerita yang baik ditujukan kepada beliau dan setiap lisan memuji atasnya.

Yah,  saya rasa cukup untuk postingan kali ini. Sekali lagi, semoga kisah beliau bisa menjadi teladan bagi kita semua terkhusus buat para wanita. Bahwa dalam hidup ini,  mencintai Allah dan Rasul-Nya serta risalah Islam yang agung ini adalah di atas segala-galanya. Allahu Akbar!!

Sampai ketemu di postingan berikutnya “Rumaisha binti Milhan part 2” ^_^

#sejak tanggal 19 September 2011 hanya berada diantara draft2 tulisan, dan baru bisa menyelesaikannya sekarang...alhamdulillaah yaah ^_^

*) dikutip dari bukunya Salim A. Fillah “Agar Bidadari Cemburu Padamu”

6 comments:

  1. Jadi pengen baca Bukunya deh mbak :)

    jangan kelmaan di simpan di draft atuh,sayangkan kalau kisah2 sperti ini gak terbaca :D

    ReplyDelete
  2. EH kelupaan.
    Kalau kelak saya juga punya seorang putri.gppkan mbak kalau saya beri nama Rumaisha juga :D
    Sudah saya niatkan loh,pas sudah baca ini :D

    ReplyDelete
  3. ^Uchank: bolehlah dek dijadikan referensi bacaanx.hehe...tertarik jg sm Rumaisha rupax, boleh deh smg kelak putrix uchank memiliki akhlak spt beliau,aamiiiin... ^_=

    #iyya nih dek,tulisanku bnyk y msh dlm bentuk draft,klo idex lg ada, langsung tuh ditulis, pas mentok ditinggal lg deh, hihihi...saling menyemangati nah dek ^_^

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Subhanallah.. postingan yang bagus kak, ternyata nama yang orang tuaku memberi namaku karena terispirasi dari kisah Rumaisha binti milhan ini.. menginspirasi sekali kisahnya, smoga bisa menjadi teladan juga untukku :)

    ReplyDelete
  6. subhanallah ingin sekali seperti rumaisha, ukh ada bukunya dak?

    ReplyDelete